Kamis, 26 September 2013

Kesahatan dan Keselamatan Kerja di Laboraturium

Laboratorium Lingkungan merupakan sarana penunjang dalam pengujian parameter kualitas lingkungan.  Dalam prakteknya, adanya aktivitas yang berkenaan dengan bahan kimia dan peralatan spesifik memungkinkan timbulnya potensi bahaya terhadap para pekerjanya.  Oleh sebab itu, perlu dilakukan penerapan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) yang berlaku di lingkup Laboratorium.


Berikut adalah beberapa upaya untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja di Laboratorium:
  1. Informasi dan Komunikasi K3
Adanya dokumentasi terkait dengan data keamanan bahan kimia (Material Safety Data Sheet) atau dalam bentuk lain yang praktis (poster/label dari produsen bahan kimia).  Hal ini merupakan informasi acuan untuk penanganan dan pengelolaan bahan kimia berbahaya di laboratorium.
Beberapa lab memasang sensor bahaya (alarm) di lokasi yang potensi kebakaran dan tanda/symbol tertentu pada lokasi yang berkaitan dengan bahan kimia B3/radioaktif.

Adapun karakteristik bahan kimia, sbb :
-          Bahan mudah meledak (explosive substances)
-          Bahan mudah teroksidasi (oxidizing substances)
-          Bahan mudah menyebabkan korosif
-          Bahan mudah terbakar (flammable substances)
-          Bahan yang tidak boleh dibuang ke lingkungan
-          Bahan berbahaya (harmful substances)
-          Bahan bersifat infeksi (infectious substances)
-          Bahan bersifat korosif (corrosive substances)

  1. Tata Aturan Umum bekerja di dalam Laboratorium
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bekerja di Laboratorium adalah :
-          Tidak boleh makan dan minum
-          Tidak boleh tidur
-          Tidak boleh merokok
-          Tidak boleh memasak, apalagi menggunakan peralatan laboratorium

  1. Fasilitas mutlak yang ada di Laboratorium
    1. Safety Shower,
berfungsi sebagai sarana pengaliran air bagi kondisi kritis tertentu.
  1. Bak Cuci,
berfungsi sebagai sarana pencucian peralatan dan pekerja.
  1. Lemari Asam,
berfungsi sebagai tempat bekerja khususnya saat proses pencampuran bahan kimia berbahaya.  Adanya sirkulasi udara keluar ruangan mutlak dibutuhkan untuk menjamin lingkungan kerja pekerja laboratorium.
  1. Eye washer,
merupakan paket khusus pengaliran air pada mata pekerja yang terkena bahan kimia.  Air yang dialirkan harus memenuhi  standar air bersih.
  1. Perlengkapan kerja,
terdiri dari baju bekerja (jas lab), kacamata pengaman, sepatu tertutup, sarung tangan dan masker.  Hal ini mutlak terutama pada saat pengujian sampel.
  1. Exhaust fan,
diperlukan padaruangan tertentu seperti ruang preparasi atau pada ruang penyimpanan bahan kimia
  1. Pemadam kebakaran,
Selain Alat pemadam kebakaran ringan (APAR) yang merupakan paket media pemadam kebakaran dalam tabung bertekanan, juga perlu disediakan alat bantu pemadam kebakaran lainnya yaitu karung goni basah, pasir dan baju tahan api.
  1. Alarm,
berfungsi sebagai komunikasi bahaya
  1. Petunjuk arah keluar ruangan laboratorium,
Merupakan tanda yang dapat memberikan informasi bagi pekerja laboratorium untuk keluar dari ruang dengan aman dan selamat apabila terjadi bahaya di laboratorium.
  1. P3K
Beberapa obat-obatan standar yang harus ada yaitu obat luka bakar, plester luka, kapas, antiseptic, kain kassa dll.

  1. Penyimpan Bahan Kimia
Bahan kimia memiliki karakteristik masing-masing dimana akan berpengaruh terhadap cara penyimpanannya.  Adapun karakteristik bahan kimia dikelompokkan sbb :
-          Bahan mudah terbakar
-          Bahan mudah meledak
-          Bahan oksidator
-          Bahan reaktif terhadap asam
-          Bahan reaktif terhadap air
-          Gas bertekanan
-          Bahan beracun
-          Bahan korosif

  1. Penanggulangan Tanggap Darurat
Pada prinsipnya, apabila terjadi suatu kecelakaan maka hal utama yang harus dilakukan adalah tetap tenang kemudian melakukan pertolongan pertama untuk kecelakaan tersebut.  Dan segera menghubungi penanggung jawab K3.
Apabila terjadi kebakaran maka lakukan tindakan pencegahan kebakaran dan segera menghubungi penanggung jawab K3.

Kamis, 19 September 2013

Bahan Radioaktif

Tumpahan Radiasi dan Prosedur Insiden

Sebuah kecelakaan mungkin saja terjadi bahkan pada pekerja yang berhati-hati, dan ada banyak pekerja yang dapat membantu dalam menangani masalah tumpahan, kontaminasi insiden atau keadaan darurat. Jadilah orang yang tau bagaimana merespon hal tersebut sebelum kejadian tersebut terjadi.
Prosedur berikut memberikan gambaran tentang siapa yang harus memberitahukan dan bagaimana menaggapi beberapa jenis insiden. Buku pedoman tanggap darurat dimana memiliki daftar nomor telefon dan prosedur yang diposting didekat telepon disetiap laboraturium.

Orang yang harus diberitahu

                Insiden
Sebuah insiden dapat segera ditangani dengan laboran atau sumber daya lainnya di universitas dan mungkin termasuk tumpahan dari bahan radioaktif, insiden kontaminasi pribadi atau kemungkinan terkena sumber sinar-x.
Selama jam kerja normal, telefon kesehatan dan keselamatan lingkungan (EHS) pada 8-5294 atau diluar jam kerja, telefon publik keselamatan pada 8-1000. Ketika terjadi kebakaran, ledakan atau cedera serius :
Pertama, panggil publik keselamatan pada 911 kapanpun (menggunakan telepon kampus untuk menghubungi 911 atau jika menggunakan ponsel, pencet 609-258-3333).
Kedua, selama jam kerja normal, panggil EHS di 8.5294.
Ketiga, panggil laboran atau kontak departement darurat yang terdaftar pada poster kuning menyala informasi keadaan darurat yang dapat ditemukan pada atau dekat pintu masuk ke laboraturium.

Yang harus dilakukan

Ketika terjadi tumpahan atau kontaminasi ditemukan
Mengacu pada diagram alur yang menjelaskan bagaimana merespon dalan hal terjadi tumpahan di laboraturium, dalam hal ditemukan kontaminasi yang luas dan bagaimana melakukan dekontaminasi.

Untuk kulit dan Tubuh yang terkontaminasi
Beritahu EHS segera tiap kali ada kasus terjadinya kontaminasi kulit atau tumbuhan. Perhatikan pembaca survey meter yang asli, lokasi yang terkontaminasi dan waktu ditemukannya kontaminasi, EHS akan menggunakan informasi ini untuk menghitung dosis. Cuci kulit dengan sabun lembut dan air hangat selama 2-3 menit . Jangan mengelupaskan kulit atau menggunakan air panas. Mengukur dan mencatat laju pencacahan setelah upaya awal di dekontaminasi. Survey dan ulangi dekontaminasi sampai tingkat count tidak dapat dikurangi lebih jauh. Jika kulit menjadi teriritasi, hentikan dekontaminasi.
Ketika upaya dekontaminasi tidak langsung berhasil, sering kali pengurangan substansial dalam menghitung tingkat dicapai selama 24 jam berikutnya dengan pembasuhan periodik dengan sabun dan air, dikombinasikan dengan pengelupasan normal kulit .

Sebuah Luka Serius dengan Kontaminasi Radioaktif
Situasi cedera dan hidup atau mati dalam situasi serius selalu memperoleh prioritas di atas keprihatinan radiologi . Dalam semua kasus cedera fisik, bahkan luka ringan, perhatian medis dan rawat inap lebih diutamakan daripada kekhawatiran kontaminasi. Tidak ada sumber radiasi di Universitas yang menghasilkan kontaminasi dan paparan radiasi risiko cukup besar untuk mencegah pertolongan pertama dari yang diberikan.
Ikuti prosedur pemberitahuan Cedera Api , Ledakan & Serius. Responden Keselamatan Publik dilatih untuk memberikan pertolongan pertama. Jika memungkinkan, temui personil tanggap darurat dan tunjukan mereka ke lokasi kecelakaan. Hapus item dan pakaian yang terkontaminasi dari korban hanya jika tindakan ini akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Jika waktu memungkinkan, coba sediakan jalur yang tidak tercemar untuk kru darurat. Memiliki seseorang yang bisa memberikan informasi tambahan yang berguna mendampingi korban ke ruang gawat darurat

Kemungkinan Overexposure untuk Sumber Radiasi
Skenario yang paling mungkin untuk overexposure serius terhadap radiasi melibatkan paparan sinar utama dari difraktometer sinar-x atau aktivitas sumber disegel tinggi. Dalam kasus apapun, memberitahukan EHS, yang akan memberikan petunjuk tambahan, berdasarkan kondisi eksposur.

Sabtu, 07 September 2013

Simbol Bahaya Bahan Kimia dan Keterangannya

Pengenalan terhadap bahan kimia merupakan hal yang sangat penting dan suatu keharusan bagi siapa saja yang berada dalam lingkungan bahan kimia (laboratorium atau gudang kimia) atau yang akan mengemas, menggunakan, atau memperlakukan bahan kimia itu dalam pekerjaan tertentu.

Sebagian bahan kimia merupakan pencemar bagi lingkungan, sebagian ada yang bersifat mudah terbakar, mudah meledak, korosif, racun, merusak organ tubuh, atau meracuni organisme.

Bahan kimia yang diperdagangkan sering disertai dengan simbol tertentu pada label kemasan, dimaksudkan untuk mengetahui potensi bahaya atau akibat yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia tersebut. Beberapa simbol yang sering dijumpai pada bahan kimia yang diperdagangkan sebagai berikut:

 

HARMFUL

Bahan kimia dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan. Misal NaOH, C6H5OH, Cl2

 

TOXIC

Bahan kimia bersifat racun,  dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit. Misal CCl4, H2S, C6H6


CORROSIVE

Bahan kimia bersifat korosif,  dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Misal H2SO4, HNO3, HCl


FLAMMABLE

Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan mudah menyala/terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api. Misal C2H5OC2H5, CS2, C2H2


EXPLOSIVE

Bahan kimia bersifat dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Misal KClO3, NH4NO3.

 

OXIDISING

Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik, bahan pereduksi, dll. Misal KMnO4, H2O2, K2Cr2O7


NATURE POLLUTING

Bahan kimia bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan kehidupan. Misal AgNO3, Hg2Cl2, HgCl2


 Kemasan bahan kimia dapat mengandung satu bahkan lebih simbol bahaya. Namun demikian, kemasan tanpa simbol bahaya bukanlah berarti bahwa bahan kimia tersebut aman dan bebas bahaya, untuk itu diperlukan kehati-hatian dalam penanganan bahan kimia.